
-
Kurikulum Alam
-
Kurikulum Iman
-
Kurikulum Adab
-
Kurikulum Al-Qur'an
-
Lima Nilai Pengembangan Kurikulum
-
Dua Konsep Pendidikan
-
Proses Pembelajaran Berdasarkan Al-Qur'an
Kurikulum Alam

♢ | Menggunakan benda-benda di alam sekitar sebagai proses penanaman iman. |
♢ | Menumbuhkan karakter anak secara alamiyah menurut fitrahnya. |
♢ | Mengimplementasikan teori dan praktik dalam pembelajaran dengan media alam. |
Kurikulum Iman

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Al-Anfal: 2)
az-Zajaj mengatakan, “Maksudnya, apabila disebutkan tentang kebesaran dan kekuasaan-Nya dan ancaman hukuman yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang durhaka kepada-Nya maka hati mereka pun merasa takut.” (lihatZaadul Masir, hal. 540)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan maksud dari ungkapan ‘bergetarlah hati mereka’, kata beliau, “Yaitu mereka merasa takut kepada-Nya sehingga mereka pun melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang oleh-Nya.” (lihatTafsir al-Qur’an al-’Azhim [4/11]).
Kurikulum Adab

Berkata Sufyan bin Sa’id Ats-Tsauri v: “Mereka dulu tidak mengeluarkan anak-anak mereka untuk mencari ilmu hingga mereka belajar adab dan dididik ibadah hingga 20 tahun”. (Hilyatul-Aulia Abu Nuaim 6/361)
Berkatalah Abdullah bin Mubarak v : “Aku mempelajari adab 30 tahun dan belajar ilmu 20 tahun, dan mereka dulu mempelajari adab terlebih dahulu baru kemudian mempelajari ilmu”. (Ghayatun-Nihayah fi Thobaqotil Qurro 1/446)
Muhammad bin Sirrin v berkata : “Mereka dahulu mempelajari adab seperti mempelajari ilmu”. (Hilyah: 17. Jami’ li Akhlaqir-Rawi wa Adabis-Sami’ 1/49)
Berkata Abullah bin Mubarak: “Berkata kepadaku Makhlad bin Husain v: “Kami lebih butuh kepada adab walaupun sedikit daripada hadits walaupun banyak”. (Jami’ li Akhlaqir-Rawi wa Adabis-Sami’ 1/80)
Berkata Abu Zakariya Yaha bin Muhammad Al-Anbari v: “Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar sedangkan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh”. (Jami’ li Akhlaqir-Rawi wa Adabis-Sami’ 1/80)
Oleh karena itu dalam SAIC kami tidak mengedepankan banyaknya hafalan Al Quran, banyaknya Hafalan Hadits, banyaknya ilmu, banyaknya bahasa yang dikuasai, jika dengan mengorbankan adab. Kami memahami bahwa siswa kami bukanlah penuntut ilmu, karena sebagian mereka belum baligh bahkan belum mumayiz, oleh karena itu secara bertahap kami akan mengarahkan mereka memiliki sifat sifat dan gaya belajar tholabul ilmi. Seperti diam dan memperhatikan (visual, aural, verbal).
Kurikulum Al-Qur'an

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Al-Anfal: 2) dan untuk itu yang dituntut dari ilmu Al Quran ini tidak hanya mampu membaca dan menghafalnya, karena banyak yang membaca dan menghafal Al Quran namun hanya sampai kerongkongannya. :
إِنَّ مِنْ ضِئْضِئِ هَذَا قَوْمًا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ
“Sesungguhnya di belakang orang ini akan muncul suatu kaum yang rajin membaca al-Qur’an namun tidak melampaui pangkal tenggorokan mereka….. (HR Bukhari dan Muslim) Pembelajaran Al-Quran di SAIC meliputi :
1. | Adab | : | Siswa diajarkan untuk membaca Al Quran dengan adabnya, mulai dari berwudhu, diam dan mendengarkan ketika ada yang membaca Al Quran, dan tidak menjadikan Al Quran kalamullah sebagai bahan Olok-olokan/bercandaan. karena dengan adab kita berharap keberkahan Al Quran. |
2. | Tahfidz | : | Pembiasaan menghafal dan memurojaah Kitabullah pada masa keemasan siswa. Banyak faidah yang dapat diperoleh dengan menghafal Al Quran diantaranya kedudukan seseorang di syurga tergantung banyaknya hafalan dan keberkahan menghafal Al Quran akan memudahkan anak dalam menghafal mapel lain dikemudian hari. Target kami adalah 6 Juz pada 4 tahun pertama. kemudian mengajarkan anak untuk terbiasa memurajaahnya dan menambahnya sesuai tingkat kemampuan siswa. Alhamdulillah dari sisi tahfidz siswa SAIC banyak yang mencapai target 1,5 Juz pertahun. |
3. | Tajwid | : | Pelajaran cara membaca Al Quran dengan tartil, dengan fokus pada perbaikan makhraj, sifat huruf, dan panjang pendek yang merusak arti. |
4. | Qiroah dan Terjemah | : | menamatkan membaca Al Quran beserta artinya dalam tiga tahun beserta penjelasan kata kata sulit dan kata kata mutasyabihat, serta dengan memahami maknanya siswa diajarkan untuk berusaha khusuk dan meresapi bacaan Al Quran. |
Lima Nilai Pengembangan Kurikulum

1. | Aqidah Dikuatkan | ||||||
Aqidah dikuatkan, program pembelajaran yang dilaksankan di MI Alam Islamic Center Ponorogo menanamkan pemahaman keyakinan yang kuat kepada adanya Allah Subhaanahu wata’ala dengan cara memasukkan beberapa materi aqidah atau tauhid tidak hanya dalam mapel aqidah secara khusus tapi juga terintegrasi dengan materi lain yang isinya berhubungan dengan aqidah. Point yang ditanamkan adalah | |||||||
|
|||||||
2. | Ibadah Dilatihkan | ||||||
Ibadah dilatihkan, Aktivitas ibadah yang wajib dan sunnah dibiasakan selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan ibadah masuk dalam jam kegiatan belajar mengajar serta dibimbing secara lengkap dalam mata pelajaran fiqih. | |||||||
3. | Adab Diterapkan | ||||||
Adab diterapkan, Adab merupakan akhlak terpuji yang dicontohkan oleh Rasulullah. Penerapan adab ini terintegrasi disegala kegiatan di dalam maupun di luar KBM. Dalam pemantauan penerapan adab selalu melibatkan peran orang tua siswa. Tujuan adab diterapkan untuk membentuk siswa yang berakhlak mulia seperti baginda Rasulullah. | |||||||
4. | Tahfidz Dibiasakan | ||||||
Tahfidz dibiasakan, Tahfidz merupakan program unggulan sekolah MI Alam Islamic Center Ponorogo dalam mencetak generasi qur’ani. Tahfidz dibiasakan disini bermaksud mendekatkan para siswa dengan al-Qur’an. Banyaknya intensitas siswa bersama al-Qur’an mempercepat terwujud generasi qur’ani yang selalu menjunjung tinggi ajaran dalam al-Qur’an pada kehidupan sehari-hari | |||||||
5. | Alam Diakrabkan | ||||||
Alam diakrabkan, banyak hal yang bisa dipelajari dari alam. Untuk itu di MI Alam IC Ponorogo, alam digunakan untuk sarana dan media pembelajaran. Model pembelajaran di IC lebih enjoyable dan nyata karena para siswa bisa melihat secara langsung materi yang disampaikan bukan hanya sekedar teori. Alam sekitar digunakan dalam proses pembelajaran juga sebagai sarana untuk mengenal tentang Dzat Allah Subhaanahu wata’ala agar mereka selalu bersyukur dan kuat aqidahnya. |
Dua Konsep Pendidikan

1. | Belajar iman sebelum Al-Quran |
Mengajarkan tentang iman kepada Allah Ta’ala, kekuasaan Allah, Malaikat Allah, Kitab Rasul-Nya, dan juga mengajarkan al-quran sambil ditanamkan makna-maknnya. Denagn demikian tatkala anak belajar al-Quran, maka akan bertambah imannya. | |
2. | Belajar adab sebelum ilmu |
Ilmu dan adab tidak dapat dipisahkan, seorang penuntut ilmu harus beradab ketika menerima ilmu dari gurunya, beradab kepada gurunya, beradab kepada temannya, bahkan beradab kepada buku pelajarannya. |
Proses Pembelajaran Berdasarkan Al-Qur'an

No | Nama | Proses | Hasil |
---|---|---|---|
1 | Tilawah | Murid didiktekan ayat berulang kali | Tahfizh |
2 | Tazkiyah | Murid diajak berdialog untuk mengenalkan Alloh swt melalui berbagai media belajarnya | Iman |
3 | Ta'lim | Murid diajarkan ilmu-ilmu yang berguna bagi dunia dan akhiratnya | Ilmu |
4 | Ta'dib | Murid senantiasa dijaga sikap istiqomah dalam beraktivitas yang sesuai dengan adab islami | Amal |
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٢٩)
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” Lalu di ijabah Allah Subhanahuwata’ala dalam surat Al Jumuah ayat 2."
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ (٢)
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.